Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Konseling di Sekolah Dasar



Konseling di Sekolah Dasar

Hampir seluruh Sekolah Dasar (SD) di Indonesia tidak memiliki fasilitas bimbingan dan konseling. Hanya sekolah – sekolah elit yang memiliki fasilitas ini. Jika memandang dari sudut psikologi perkembangan, anak usia 6 atau 7 – 12 tahun adalah masa dimana pembelajaran serta pembiasaan yang baik sangat diperlukan. Banyak hal yang harus dirubah dan berubah dengan sendirinya ketika sudah memasuki usia sekolah. Pembiasaan yang ditanamkan akan mempengaruhi berhasil atau tidaknya anak untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya sampai ia dewasa. Periode dimana anak sedang berlomba – lomba untuk memajukan kemampuannya atau sedang pada titik puncak rajin belajar. Di Amerika dan negara maju lainnya, pembagian waktu untuk mengadakan bimbingan dan konseling, lebih banyak diberikan kepada anak SD dibanding Sekolah Menengah. Seperti yang dikemukakan Robert L. Gibson dan Marriane H. Mitchell tercantum dalam tabel berikut :
Aktifitas Konselor
SD
SMP
SMA
Konseling Individu
2.5
2
2
Mengorganisasikan dan melakukan konseling  kelompok
10
10.5
10.5
Aktivitas bimbingan kelas dan kelompok
4
6
1.5
Pemberian dan penginterpretasian tes standar
7
6
-
 Asesmen Non – Standar (cth : Studi kasus, observasi, penyebaran kuesioner, pengumpulan informasi)
5
4
-
Asesmen Kebutuhan (Untuk menentukan prioritas kebutuhan proposal target)
9
-
-
Aktivitas konsultasi
1
-
8
Menyediakan bimbingan dan informasi karir
-
3
5
Menyediakan bimbingan dan informasi pendidikan (meliputi beasiswa, pengarahan bidang studi, penjadwalan siswa)
-
9
1
Aktivitas - aktivitas perencanaan dan pengimplementasian pencegahan
2.5
8
4
Aktivitas - aktivitas perkembangan
7
10.5
9
Aktivitas – aktivitas adminstratif
6
1
3
Penyebaran informasi, komunikasi publik dan aktivitas hubungan publik lainnya
9
5
7
Lain - lain
-
-
-
*dalam persentase
            Konselor di SD memang memiliki tugas – tugas yang sedikit berbeda dengan konselor di Sekolah menengah. Penitikberatan tugas kepada konsultasi dan koordinasi baik dengan orang tua, wali kelas, guru mata pelajaran, dan siswa itu sendiri.  Fungsi – fungsi utama konselor di SD yaitu :
1.      Konselor
Meskipun intensitas konseling individu kecil, tetapi konselor harus peka terhadap segala kejadian dan kegiatan siswa. Karena masa SD adalah masa kelompok, dimana anak lebih mendominasi dirinya untuk kelompok yang dapat menyebabkan tindak kekerasan, bullying, penyalahgunaan obat – obatan, serta kebiasaan – kebiasaan lain yang sering dilakukan kelompok. Kondisi keluarga juga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

2.    1.   Konsultan
Bekerjasama dengan kepala sekolah, wali kelas dan guru mata pelajaran untuk menyelesaikan masalah siswa dan perkembangannya dalam belajar maupun sikap dan tingkah laku.

3.     2.  Koordinator
Mengkoordinasi berbagai aktivitas bimbingan di sekolah. Seperti berkoordinasi untuk mendatangkan dokter gigi, program dokter kecil, kontribusi psikolog dan lain sebagainya.

4.     3.  Agen Orientasi
Sekolah Dasar merupakan tempat terbesar pertama seorang anak untuk melakukan sosialisasi. Terlebih jika anak tidak mengikuti sekolah awal atau Taman Kanak – kanak (TK). Menjadi tugas penting untuk seorang koselor untuk dapat membuatnya nyaman untuk bersekolah dengan mengenalkan apa saja fasilitas yang ada di sekolah.
5.      4. Agen Asesmen
Selain wali kelas, komselor juga bertanggung jawb untuk mengetahui sejauh mana perkembangan siswa. Terlebih jika orang tua sedang mengambil raport anaknya. Banyak hal yang akan ditanyakan seputar kemajuan anaknya, dimana orang tua memiliki harapan besar bahwa anaknya memiliki perubahan yang signifikan. Konselor harus memahami siswa, sosiologi sekolah, dan pengaruh – pengaruh lingkungan yang lain bagi perilaku siswa.

6.      Pengembangan Karir
            Fondasi yang kuat akan membuat siswa menjadi matang untuk mengonsep dirinya akan menjadi apa kelak. Meskipun sebagian besar cita – cita anak SD, mengikuti profesi ang sering bersentuhan langsung dengan dirinya seperti guru, dokter dan polisi. Pengembangan karir ini dapat diberikan sejak duduk di kelas 4. Terlebih siswa yang duduk di kelas 6 dan akan melanjutkan ke Sekolah Menengah, bekal informasi dan pengembangan karirnya haruslah optimal agar kelak ia tidak memiliki konsep diri dan cita -  cita yang salah.

7.      Agen Pencegahan
            Pencegahan – pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi kemungkinan – kemungkinan masalah yang akan terjadi pada usia ini, seperti mencegah aniaya dan tindak kekerasan, mencegah penyalahgunaan obat, mengembangkan konsep diri, mengembangkan rasa aman pribadi, mengembangkan keterampilan bersosialisasi, mencegah kehamilan dini, mencegah putus sekolah prematir, mencegah vandalisme sekolah.
            Konselor di SD adalah sumber daya tertinggi yang dibutuhkan oleh ratusan siswa di sekolahnya. Mereka diliht sebagai orang dewasa yang tidak pernah menghakimi atau meremehkan mereka. Anak di SD, merupakan peniru ulung, maka sikap konselor yang baik akan menjadi contoh yang baik untuk anak. Pendidikan afeksi sangat digemari oleh siswa seperti mersakan sesuatu, memikirkan sesuatu, mengimajinasikan sesuatu, memberikan contoh kasus lal menunjukan cara untuk menghadapi dan konsekuensinya.Teknik yang digunakan dapat melalui musik, film, gambar, warna, dan alat – alat lain sesuai kebutuhan. Tujuannya sederhana, mengangkat keceriaan, membangkitkan semangat, menularka kreativitas bahwa pembelajaran dapat dilakukan dengan segala cara, dan yang paling penting mendorong mereka mencintai kehidupan dan mau terus belajar menjadi bermakna.
            Konseling di sekolah dasar mestinya mempertimbangkan sejumlah karakteristik siswa seperti berikut :
·         a. Mengalami pertumbuhan, perkembangan dan perubahan terus menerus
·         b. Terus menerus mengintegrasikan pengalaman – pengalaman
·         c. Relatif terbatas kemampuannya untuk berkata dengan baik dan benar
·        d.  Daya nalar belum sepenuhya berkembang
·        e.  Kemampuan sekolah dasar untuk berkonsentrasi dalam periode waktu yang sangat lama
·       f. Antusiasme dan minat siswa SD bersifat jangka pendek dan langsung, sulit membuat prediksi jangka panjang, cenderung reaktif dan spontan
·   g. Siswa SD menampilkan perasaannya kurang lebih secara terbuka, jujur, lugas, sederhana dan apa adanya.

Banyak hal yang terjadi pada usia ini. Maka konselor wajib untuk terus belajar.

Daftar Pustaka :
Gibson, Robet L, Marianne H. Mitchel. 2011, Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Surya, Hendra. 2004. Kiat Mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak. Jakarta : Elex Media Komputindo

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar