KUTIPAN
Kutipan adalah pinjaman
sebuah kalimat berupa ide, gagasan ataupun pendapat dari seseorang, baik berupa
tulisan dalam buku, kamus, ensiklopedia, artikel, laporan, majalah, koran,
surat kabar atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan misal media
elektronik seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya
Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan
yang tidak atau belum menjadi pengetahuan umum, hasil-hasil penelitian terbaru
dan pendapat-pendapat seseorang yang tidak atau belum menjadi pendapat umum.
Jadi, pendapat pribadi tidak perlu dimasukkan sebagai kutipan. Dalam mengutip
kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan
penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip dan sebagai pembuktian akan
kebenaran kutipan tersebut. Meskipun mengutip diperbolehkan namun tetap
dipadukan dengan pendapat atau ide penulis.
A.1. Fungsi kutipan
A.1. Fungsi kutipan
1.
Sebagai landasan teori.
2.
Penguat pendapat penulis.
3.
Penjelasan suatu uraian..
4.
Bahan bukti untuk menunjang
pendapat itu.
A.2. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.
Penulis mempertimbangkan
bahwa kutipan itu perlu.
2.
Penulis bertanggung jawab
penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan.
3.
Kutipan dapat terkait dengan
penemuan teori.
4.
Jangan terlalu bnayak
mempergunakan kutipan langsung.
5.
Penulis mempertimbangkan
jenis kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan.
B.
Jenis Kutipan
Kutipan dibagi menjadi dua
jenis, yaitu :
B.1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung ialah
pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi
kalimat dari sumber teks asli tanpa mengubahnya, walaupun ada kata atau kalimat
yang salah dalam kutipan. Penyantuman sumber kutipan sangat di perlukan untuk
menghargai penulis yang kita kutip.
B.2. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan
tidak langsung adalah pinjaman pendapat, ide, atau
gagasan yang hanya
mengambil intisarinya saja. Tulisan yang dikutip
dipadukan dengan pendapat atau pemikiran penulis. Sumber kutipan juga
diperlukan dalam jenis ini.
C. Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya
C.1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung yaitu
pinjaman ide, gagasan, atau pendapat tanpa merubah sedikitpun tulisan yang
dikutip . Berikut adalah tata cara serta aturan dalam mengutip yang
berbentuk kutipan langsung :
Cara penulisan kutipan yang panjangnya
kurang dari empat baris :
1.
Kutipan terintegrasi pada
teks
2.
Diawali dan diakhir dengan
tanda petik
3.
Jarak antar kalimat seperti
jarak antar kalimat yang dikutip. Tidak merubahnya sedikitpun
4.
Mencantumkan sumber kutipan
diawal atau diakhir kutipan
Cara penulisan kutipan yang lebih dari empat baris :
1.
Kutipan dipisahkan dari teks
utama dengan jarak 3 spasi
2.
Dimulai 5 s.d. 7 ketukan
dari batas tepi kiri
3.
Sumber rujukan ditulis
langsung sebelum teks kutipan
Contoh :
Memperbanyak sedekah merupakan
tabungan untuk akhirat dan melindungi diri
dari hal – hal buruk. Seperti yang di sampaikan Iis Nur’aeni Afgandi dan Iis
Salsabila
“Bersedekah merupakan
salah satu cara mendapatkan surga Allah SWT, karena sedekah dapat
menarik
cinta-Nya, para malaikat dan manusia. Wanita yang gemar bersedekah akan
dinaungi oleh
naungan perlindungan Allah SWT, keberkahan dan kemudahan dalam
menghadapi persoalan hidup.
Oleh karena itu, wanita yang merindukan surga
sejatinya menjadikan sedekah sebagai kesenangan”[1]
Cara menanggulangi kutipan langsung yang memiliki kesalahan yaitu
:
1.
Menggunakan kata [sic!]
disamping kata yang salah.
Contoh : Lina tampil
mempesona[sic!] pada pentas seni kemarin.
2.
Menghilangkan bagian yang
tidak perlu dengan titik elipsis atau tiga titik (…)
Contoh : Ditjen Manajemen Diknas, Depdiknas menyatakan
bahwa “… bahan asbes yang terdapat disekolah[sic!] untuk menjaga
kesehatan dan keselamatan semua staf, murid sekolah dan pekerja
dari debu”[2]
C.2. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan yang hanya diambil
intisarinya saja. Penulis menggunakan kata - katanya sendiri untuk mengembangkan
pendapat, idea tau gagasan yang dikutip
Cara dalam
melakukan kutipan tidak langsung :
1.
Kutipan terintegrasi pada
teks utama
2.
Kalimat yang mengandung ide
kutipan ditulis dengan spasi rangkap
3.
Tidak menggunakan tanda
kutip
4.
Sumber rujukan dapat ditulis
sebelum atau sesudah kalimat yang mengandung kutipan
Contoh :
Takwa menurut Iis Nur’aeni Afgandi dan Iis Salsabila adalah pesan
Tuhan yang diamanatkan kepada seluruh manusia yang disebutkan dalam Al – Quran sebanyak 69 kali yang diartikan
sebagai himpunan segala kebijakan dan pesan agama agar terhindar dari segala
bencana.[3]
Penulisan tersebut berbeda dengan kutipan aslinya yaitu :
Iis Nur’aeni Afgandi dan Iis Salsabila menyatakan bahwa “Takwa
adalah pesan Tuhan yang diamanatkan kepada seluruh manusia, baik orang – orang
dahulu atau generasi mendatang, baik
laki – laki maupun wanita. Al – Quran menyebut kata takwa sebanyak 69 kali, yang
diartikan sebagai himpunan segala kebijakan dan pesan agama, karena ia adalah
jalan utama yang melindungi manusia dari segala bencana dan kehancuran.”
D.
Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan Sumbernya
Penulisan sumber kutipan dan
referensi tentu sangat penting untuk menghargai penulis yang dikutip tulisannya
ataupun perkataannya. Penulis yang menggunakan tulisan orang lain tetapi
menganggap tulisan sendiri, maka disebut praktik plagiat. Selain untuk
menghargai penulis yang dikutip tulisannya, berguna pula untuk sumber referensi
untuk pembaca. Penulisan sumber dibagi
menjadi dua teknik, yaitu :
D.1. Catatan dalam Tubuh Karangan/ Catatan Tubuh (Body Note)
Catatan tubuh adalah penulisan sumber pada awal atau akhir kutipan.
Penulisan sumber dengan teknik catatan lebih menghemat tempat penulisan dibanding dengan menggunakan catatan kaki (foot note). Catatan tubuh banyak
digunakan pada penulisan di koran, majalah, maupun buku. Kelebihan
lain catatan tubuh adalah memudahan bagi pembaca dalam mengecek sumber sebuah
kutipan yang langsung terdapat sebelum atau setelah kutipan tersebut, tanpa
perlu berpindah ke bagian bawah halaman.
Hal yang perlu di perhatikan dalam penulisan catatan
tubuh:
1. Catatan tubuh menyatu dengan naskah, hanya
ditandai dengan kurung buka dan kurung tutup.
2.
Catatan tubuh hanya memuat nama belakang penulis saja dan tanpa gelar
Contoh :
a.
Nama penulis adalah Arthur Asa Berger, maka cukup ditulis Berger
b.
Nama penulis Jalaludin Rakhmat, maka cukup di tulis Rakhmat
3.
Mencantumkan tahun terbit buku dan halaman yang dikutip.
Terdapat dua cara penulisan catatan tubuh:
1.
Nama penulis, tahun terbit dan halaman berada dalam tanda kurung,
ditempatkan setelah selesainya sebuah kutipan. Jika kutipan ini merupakan akhir kalimat,
maka tanda titik ditempatkan setelah kurung tutup catatan tubuh.
Contoh:
Remaja adalah aset masa depan bangsa, bukan untuk
digadaikan, apalagi diabaikan. Mereka membutuhkan penjagaan dan pemeliharaan,
dalam artian sebagai iron stock (perangkat keras) suatu bangsa (Asmani,
2011: 32).
2.
Nama penulis menyatu dalam kalimat, tidak berada dalam tanda kurung,
sementara tahun penerbitan dan halaman berada dalam tanda kurung dipisah dengan
tanda titik dua ( : ). Model
ini biasanya ditempatkan sebelum sebuah kutipan.
Contoh:
Menurut Asmani (2011: 32) Remaja adalah aset
masa depan bangsa, bukan untuk digadaikan, apalagi diabaikan. Mereka
membutuhkan penjagaan dan pemeliharaan, dalam artian sebagai iron stock
(perangkat keras) suatu bangsa.
Ada beberapa aturan penulisan
catatan tubuh, yaitu :
1. Buku dengan satu pengarang
1.a. ..... (Asmani, 2011: 32).
1.b. Menurut Asmani (2011: 32), .....
2.
Buku dengan dua atau
tiga pengarang
2.a. ….. (Hidayat dan Azra, 2008: 72 – 76).
2.b. Hidayat dan Azra (2008: 72 – 76)
mengatakan …..
3.
Buku dengan banyak
pengarang
3.a. ...... (Razak, et al., 2011: 118).
3.b. ...... Razak, dkk (2011: 118).
4.
Buku yang terdiri dua
jilid atau lebih
4.a. .... (Koentjaraningrat, Vol.1, 1988:
131).
4.b. Mengacu pada Koentjaraningrat (Vol.2,
1999: 135), …..
5.
Buku terjemahan
5.a. ….. (Berger, terj., Setio Budi,
2000: 44 – 45).
5.b. Berger (terj., Setio Budi, 2000:
44 – 45) menegaskan .....
D.2. Catatan Kaki (Foot Note)
Catatan kaki adalah penulisan
sumber rujukan dengan menulis di halaman bagian bawah. Penulisan catatan kaki
lebih rumit disbanding catatan tubuh karena memiliki unsur yang lebih banyak
dan menyerupai daftar pustaka[4]
Unsur – unsur catatan
kaki :
1. Nomor Penunjuk
Berupa urutan bab atau nomor
penunjuk yang berurutan
2. Nama Pengarang
Nama pengarang ditulis
tidak terbalik dan tidak memakai gelar
3. Judul Karangan
Kutipan yang bersumber
dari buku maka menggunakan judul buku. Jika bersumber dari majalah, koran, atau
internet maka judul artikel diapit dengan tanda kutip
4. Data Kepustakaan
Meliputi kota terbit,
penerbit, dan tahun terbit yang diapit oleh tanda kurung. Urutannya yaitu kota
terbit ( , ) penerbit ( : ) tahun terbit. Jika kutipan berasal dari Koran,
majalah, atau jurnal, sumber penerbit dicetak miring diikuti tanggal
penerbitan. Khusus untuk internet sumber kutipan di tulis lamannya (website)
diikuti tanggal pengaksessan.
5. Halaman
Ditulis di akhir catatan
kaki. Dapat ditulis dengan singkatan hlm. atau hal. dan diakhiri dengan tanda
titik[5]
Contoh :
a. Contoh dari buku
¹Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar : Kebudayaan dan
Masyarakat (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 155.
²Komarudin Hidayat dan
Azyumardi Azra, Pendidikan
Kewarganegaraan : Hak Asasi Manusia (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 110.
b. Contoh dari selain buku
¹Nanda Supremo, “Kutipan
Langsung dan Tidak langsung”, Dikutip dari http://nandasupremo.blogspot.com
pada 27 November 2013
²Eki. “BPPT Hasilkan
Teknologi Atasi Pencemaran Tanah”, Kompas,
23 November 2013
Cara Penulisan Catatan
Kaki :
1.
Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya
empat belas
karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
2.
Catatan kaki diketik berspasi satu.
3.
Diberi nomor. Urutannya dimulai pada setiap bab.
4.
Jika dalam satu halaman ada lebih
dari satu catatan kaki, maka diurutkan
dengan margin yang sama dengan urutan atasnya
5.
Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas
bagian bawah.
6.
Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkahkan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong
tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
7.
Ukuran huruf hanya 10 pt
Contoh:
¹Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar : Kebudayaan dan
Masyarakat (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2013), hlm. 155.
²Eki. “BPPT Hasilkan Teknologi Atasi Pencemaran Tanah”, Kompas, 23 November 2013
Sumber kutipan sering kali
mengalami pengulangan. Maka berikut tata cara penulisan catatan kaki yang
mengalami pengulangan :
1. Ibid.,
Berasal dari kata ibidem yaitu tempat yang sama. Penulisan
Ibid. untuk sumber yang sama pada
satu halaman dan tidak dijeda oleh kutipan lain. Jika pada sumber kutipan
berbeda halaman, maka ditulis halamannnya.
Contoh :
¹Soerjono Soekanto, Sosiologi
Suatu Pengantar : Kebudayaan dan
Masyarakat (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 155. ²Ibid.,
³Ibid., hlm. 147
2. Op.
Cit.,
Digunakan untuk penulisan sumber yang sama
namun dijeda oleh kutipan lain.
Contoh :
¹Soerjono Soekanto, Sosiologi
Suatu Pengantar : Kebudayaan dan
Masyarakat (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 155.
²Eki. “BPPT Hasilkan
Teknologi Atasi Pencemaran Tanah”, Kompas,
23
November 2013
³Soerjono Soekanto, Op. Cit.
3. Loc.
Cit.,
Dipakai untuk penulisan pengulangan sumber
yang berasal bukan dari buku. Seperti majalah, internet, tabloid, koran, dan
lain sebagainya.
Contoh :
¹ Al-Ustadz yazid bin Abdul Qadir Jawas, “Pengertian Ibadah
Dalam Islam :
²
Al-Ustadz yazid bin Abdul Qadir Jawas, Loc. Cit.,
E.
Kiat Mengutip
Berikut ini akan disampaikan beberapa kiat yang akan dijabarkan
sebagai berikut :
a)
Menerangkan Kutipan
Penulis dituntut untuk membahas kembali kutipan yang telah ia kutip
dengan pandangannya atau dengan mengaitkan antara kutipan dengan pembahasan
yang dibahasnya. Agar
kutipan yang ingin disampaikan dapat dimengerti oleh pembaca. Sebagai contoh :
“Iis Nur’aeni Afgandi dan Iis Salsabila menyatakan bahwa “Takwa
adalah pesan Tuhan yang diamanatkan kepada seluruh manusia, baik orang – orang
dahulu atau generasi mendatang, baik
laki – laki maupun wanita. Al – Quran menyebut kata takwa sebanyak 69 kali,
yang diartikan sebagai himpunan segala kebijakan dan pesan agama, karena ia
adalah jalan utama yang melindungi manusia dari segala bencana dan kehancuran.”[6] Dari pendapat diatas dijelaskan bahwa takwa
dapat melindungi manusia dari keburukan. Jika bertakwa, maka hati akan lebih
tenang, mengenal pesan – pesan yang terkandung dalam agama, dan Allah SWT akan
selalu menyayangi umatnya yang senantiasa bertakwa kepada-Nya
b)
Memperkuat Gagasan dengan
Kutipan
Memperkuat gagasan adalah kebalikan dari
menerangkan kutipan. Menerangkan kutipan mencantumkan kutipannya dahulu, lalu
penulis menjelaskan isi dari kutipan. Sedangkan memperkuat gagasan,
mencantumkan pendapat lalu memperkuat dengan pendapat para ahli agar pendapat
penulis dapat dipercaya. Contohmya :
Takwa
dapat melindungi manusia dari keburukan. Jika bertakwa, maka hati akan lebih
tenang, mengenal pesan – pesan yang terkandung dalam agama, dan Allah SWT akan
selalu menyayangi umatnya yang senantiasa bertakwa kepada-Nya. Sepeti yang
dituturkan Iis Nur’aeni Afgandi dan Iis Salsabila yang menyatakan
bahwa “Takwa adalah pesan Tuhan yang diamanatkan kepada seluruh manusia, baik
orang – orang dahulu atau generasi
mendatang, baik laki – laki maupun wanita. Al – Quran menyebut kata takwa
sebanyak 69 kali, yang diartikan sebagai himpunan segala kebijakan dan pesan
agama, karena ia adalah jalan utama yang melindungi manusia dari segala bencana
dan kehancuran.”
c)
Menyimpulkan Beberapa
Kutipan
Menyimpulkan kutipan syarat utamanya adalah
harus satu
konsep dan sederajat sehingga memungkinkan untuk melakukan penyimpulam. Proses
pengambilan kesimpulan tidaklah cukup jika hanya dengan satu kutipan.
d) Membandingkan Beberapa Kutipan
Membandingkan beberapa kutipan akan membantu
membuka cara berfikir penulis. Cara penulisan hampir sama dengan
penyimpulan. Kutipan dibandingkan baik dalam persamaan dan perbedaan. Membandingkan dapat menggunakan pendapat dua atau lebih, dari
pendapat para ahli. Contoh :
Menurut Kartini Kartono “Kenakalan Remaja atau
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”. Begitu pula yang
dikemukakan Santrock “Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang
tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.”[7] Jelas bahwa kenakalan remaja
disebabkan oleh faktor sosial yang membuat dirinya tertekan lalu berbuat sesuatu yang bergejolak di
dalam dirinya.
[1] Iis Nur’aeni Afgandi dan Iis Salsabilah,Ternyata Wanita Lebih Mudah Masuk Surga : Ciri – ciri wanita penghuni
surga (Bandung : Ruang Kata,2011) hlm. 63.
[2] Depdiknas dan Ditjen Manajemen Dikdasmen, Panduan Manajemen dan Pemeliharaan Aset Sekolah :
Manajemen asbes di sekolah (Jakarta : SAI Global,2010) hlm. 61.
[3] Iis Nur’aeni Afgandi dan Iis Salsabilah, Op. Cit., hlm. 26.
[4] Ade hikmat dan Nani Solihati. Bahasa
Indonesia : Kutipan (Jakarta : Grasindo, 2013) hlm. 105.
[5] Ibid., hlm. 105 – 106.
[6] Iis Nur’aeni Afgandi dan Iis Salsabilah, Op. Cit., hlm. 26.
[7] Haryanto, “Kenakalan Remaja” diunduh dari http://belajarpsikologi.com pada tanggal
11 Desember 2013
0 komentar:
Posting Komentar