Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

pengamatan dalam psikologi

Pengamatan dalam Fungsi Jiwa 

1. Definisi-definisi Pengamatan

Menurut Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka (1989), pengamatan bermaksud pengawasan atau penelitian. Jika dialih bahasa ke Bahasa Inggris, istilah pengamatan bermaksud ‘perception’ atau persepsi. Buku Pengantar Psikologi (1990) pula menyatakan bahwa pengamatan bukanlah berlaku secara automatik. Pengamatan adalah satu proses di mana tiap-tiap keinderaan harus diorganisasikan dan diinterpretasikan supaya membawa makna yang lebih dalam kehidupan manusia. Penerima akan memilih rangsangan yang bermakna bagi dirinya dengan cara memberikan tumpuan kepada rangsangan tersebut.

Pengamatan dalam bahasa Indonesia diartikan dengan “pengawasan, penelitian”, juga diartikan sebagai sebuah istilah psikologi yang bermakna “kesadaran yang tertuju pada peristiwa atau fakta tertentu sebagai metode dalam penelitian”. Kemudian kata ilmiah berarti “secara ilmu pengetahuan, sesuai dengan syarat dan hukum ilmu pengetahuan”. Pengamatan memiliki sinonim dengan kata penelitian, namun tetap memiliki sisi perbedaan antara keduanya.

Pengamatan ada yang bersifat langsung, yaitu upaya langsung untuk mengamati dan mencatat apa yang sebenarnya terjadi tanpa membuat-buat kondisi yang ada di lapangan. Betul-betul mengamati sesuai dengan keadaan sebenarnya, tanpa ada rekayasa buatan sebelumnya. Bentuk pengamatan seperti ini, adalah sistem yang dilakukan oleh peneliti pasif. Pengamat yang semata-mata mencatat apa yang terjadi sebagaimana adanya.
Sebaliknya, ada pula pengamatan yang bersifat buatan. Pengamatan yang dilakukan seorang peneliti terhadap satu keadaan atau situasi yang telah di atur terlebih dahulu. Bertujuan untuk menguji sebuah hipotesis yang diajukan sebelumnya.

     1.1 Definisi Pengamatan Menurut Ahli-ahli Psikologi Barat

“Pengamatan ialah proses mengetahui objek-objek dan peristiwa-peristiwa yang objektif melalui keinderaan.” ( Chaplin, 1985 )
“Proses pengamatan adalah satu proses yang menggunakan input keinderaan dan menukarkannya kepada kod-kod yang lebih abstrak. Kod-kod ini terbentuk dalam sistem saraf di mana tenaga fizikal disimpan.” ( Best, 1999 )
“Pengamatan ialah suatu fenomena di mana kaitan di antara rangsangan dengan pengalaman adalah jauh lebih kompleks daripada fenomena yang terdapat di dalam keinderaan.” ( Atkinson dan Hilgard, 1983 )

Menurut Sekuler dan Blake (1994), pengamatan merangkum penterjemahan urutan peristiwa-peristiwa secara berterusan dari dunia fizikal luar penerima kepada corak aktiviti yang terdapat di dalam sistem saraf penerima, kemudian berakhir dengan pengalaman dan gerak balasnya terhadap peristiwa tersebut. Oleh itu, bagi proses pengamatan, seseorang itu hendaklah mengetahui komponen-komponen yang terkandung di dalam urutan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dan cara komponen itu berinteraksi.

Gibson (1969) mendefinisikan pengamatan dari segi fungsinya yaitu sebagai satu proses di mana maklumat tentang dunia sekitar diperoleh secara langsung. Pengamatan ada aspek fenomenanya yaitu kesadaran terhadap peristiwa-peristiwa yang sedang berlaku di sekitar. Ia juga mempunyai aspek gerak balas. Ia melibatkan proses pembedaan dan pemilihan gerak balas terhadap rangsangan.

Menurut Agus Sujanto dalam bukunya yang berjudul Psikologi Umum mengatakan bahwa pengamatan dalam psikologi adalah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera. Mengamati sesuatu dengan menggunakan alat-alat indra kita.

2. Jenis-jenis Pengamatan

Secara umumnya terdapat tiga jenis pengamatan yaitu pengamatan ikonik, pengamatan ekoik dan pengamatan kinestatik. Pengamatan ikonik dan ekoik juga dapat menerangkan ingatan ikonik dan ekoik.

    2.1 Pengamatan Ikonik
Pengamatan ikonik atau pengamatan visual melibatkan indera penglihatan. Banyak kajian menunjukkan bahwa maklumat yang diterima oleh pengamatan ikonik dapat dipersembahkan dengan tepat tetapi akan berangsur pudar jika tidak dialihkan kepada proses seterusnya. Sperling (1960) menjalankan satu kajian di mana subjek diminta mengingat sembilan huruf dalam masa 0.05. Subjek hanya berjaya melaporkan lima huruf. Sperling berpendapat bahawa apabila subjek diminta mengingat sesuatu, mereka sebenarnya hannya mengingat sesuatu yang mereka lihat. Rupa visual yang dilihat mungkin mengandung lebih daripada apa yang mereka ingat. Subjek juga memerlukan masa yang lebih lama untuk mengamati huruf-huruf tersebut supaya tidak pudar sebelum dilaporkan.


    2.2 Pengamatan Ekoik
Pengamatan ekoik atau pengamatan auditori melibatkan indera pendengaran. Pengamatan ekoik juga seperti pengamatan ikonik di mana input keinderaan hanya dapat disimpan untuk jangka waktu yang singkat. Maklumat yang terkandung di dalam sebagian ucapan, musik dan bunyi-bunyian yang lain tidak bermakna kecuali ia diletak di dalam satu konteks. Satu eksperimen yang hampir sama dengan Sperling telah dijalankan oleh Darwin, Turvey dan Crowder (1972). Subjek diperdengarkan tiga seri nomor yang berbeda dari tiga arah yang berlainan yaitu, kanan, kiri dan hadapan. Mereka mendapati penambahan waktu pendengaran membolehkan subjek mengingat bunyi dari arah yang sama dengan lebih banyak. Ternyata ingatan ekoik akan lebih jelas pada saat pertama dan kedua, serta semakin pudar dalam masa lebih kurang empat saat.

    2.3 Pengamatan Kinestatik
Pengamatan ini melibatkan indera rasa, bau dan sentuhan. Ia berfungsi untuk menseimbangkan pengamatan ikonik dan ekoik.

3. Syarat-syarat terjadinya Pengamatan
Adapun syarat-syarat terjadinya pengamatan Menurut Agus Sujanto adalah :
1. Ada perhatian kita kepada perangsang itu.
2. Ada perangsang yang mengenai alat indera kita.
3. Urat syaraf sensoris harus dapat meneruskan perangsang itu ke otak.
4. Kita dapat menyadari perangsang itu.
4. Bentuk-bentuk Metode Pengamatan
Berdasarkan keterlibatan penelitinya, metode pangamatan dibedakan sebagai berikut.

    3.1 Pengamatan biasa
Pada pengamatan biasa, pengamat merupakan orang yang sepenuhnya melakukan pengamatan, ia tidak memiliki keterlibatan apa pun dengan pelaku yang menjadi objek penelitian.

    3.2 Pengamatan terkendali (controlled observation)
Dalam pengamatan terkendali, pengamat juga sepenuhnya melakukan pengamatan. la tidak memiliki hubungan apa pun dengan objek (pelaku) yang diamatinya. Akan tetapi, berbeda dengan pengamatan biasa pada pengamatan terkendali orang yang menjadi sasaran penelitian ditempatkan dalam suatu ruangan yang dapat diamati oleh peneliti. Dalam lingkungan yang terbatas tersebut, pengamat mengadakan berbagai percobaan atas diri para sasaran penelitian.
Pengamatan terkendali umumnya dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan dalam melaporkan hasil pengamatan dan biasanya banyak digunakan dalam penelitian yang mengkhususkan perhatian pada usaha mengetahui sebanyak mungkin sifat kelompok kecil.

    3.3 Pengamatan terlibat (participant observation)
Pengamatan terlibat merupakan jenis pengamatan yang paling sering digunakan dalam penelitian antropologi khususnya etnografi. Metode semacam ini dalam bahasa Jerman disebut juga verstehen, yaitu suatu metode yang memungkinkan terjadinya keterlibatan seorang peneliti pada masyarakat yang dijadikan objek penelitiannya.
Dalam pengamatan terlibat, pengamat ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diamati. Caranya peneliti datang ke lokasi penelitian, tinggal di tempat tersebut untuk jangka waktu tertentu, mempelajari bahasa, atau dialek setempat, kemudian berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari sambil melakukan pengamatan.

5. Pengamatan Kualitatif dan Kuantitatif
Untuk memperoleh suatu data diperlukan suatu pengamatan. Pengamatan dibagi dua, yaitu :
   1. Pengamatan Kualitatif adalah pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan alat indra tanpa pada sistem pengukuran.
   2. Pengamatan Kuatitatif adalah pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu pada satuan pengukuran baku tertentu.

6. Prinsip-prinsip Pengamatan
Untuk memperoleh hasil yang baik, seseorang yang hendak melakukan pengamatan sebaiknya memerhatikan prinsip-prinsip pengamatan sebagai berikut.
    1. Pengamatan sebagai suatu cara pengumpulan data harus dilakukan secara cermat, jujur, dan objektif
     serta terfokus pada objek yang diteliti.
    2. Dalam menentukan objek yang hendak diamati, seorang pengamat harus mengingat bahwa makin
     banyak objek yang diamati, makin sulit pengamatan dilakukan dan makin tidak teliti hasilnya.
    3. Sebelum pengamatan dilaksanakan, pengamat sebaiknya menentukan cara dan prosedur pengamatan.
    4. Agar pengamatan lancar, pengamat perlu memahami apa yang hendak dicatat serta bagaimana
    membuat catatan atas hasil pengamatan yang terkumpul.

7. Alat-alat Pengamatan
Untuk menambah ketepatan pengamatan, selain dilengkapi dengan alat-alat untuk mencatat, biasanya peneliti juga dilengkapi dengan alat-alat sebagai berikut.
   1. Tape recorder, untuk merekam pembicaraan.
   2. Kamera, untuk merekam berbagai kegiatan secara visual.
   3. Film atau video, untuk merekam kegiatan objek penelitian secara audio-visual.
   4. Buku dan pulpen, untuk mencatat hasil penelitian.

Seorang pengamat tentu saja tidak harus menggunakan seluruh peralatan di atas. Penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan kemampuan peneliti.

8. Contoh Pengamatan dalam Penelitian
   1. Pengamatan Perilaku Manusia
Pengamatan perilaku manusia di tempat kerja, pekerja pria-nikah dan wanita-lajang bekerja lembur. Sedangkan pekerja pria-lajang dan wanita-nikah pulang tepat waktu. Indikasi yang muncul, pernikahan berpengaruh positif terhadap karir pria dan sebaliknya berpengaruh negatif terhadap karir wanita.
Pengamatan dapat didukung oleh bukti-bukti lain seperti perilaku non-verbal yang merupakan komunikasi dimana makna dipertukarkan antar pihak. Contoh di atas adalah pengamatan perilaku non-verbal dalam penelitian tentang status dan semangat kerja.

  2. Pengamatan Response Latency
Jumlah waktu yang diperlukan untuk membuat pilihan antara dua alternatif, digunakan sebagai penunjuk atau ukuran tentang kekuatan preferensi. Misalnya dua gambar sama yang diminta untuk dipilih salah satunya, semakin lama waktu yang digunakan untuk menentukan pilihan dari dua alternatif. Semakin mirip preferensi dari kedua alternatif tersebut.

  3. Pengamatan Buatan
Pengamat yang berpura-pura berbelanja sambil mengamati kinerja pramuniaga.

  4. Pengamatan Terhadap Obyek Fisik
Pengamatan terhadap bukti-bukti lacak fisik terhadap suatu kejadian atau peristiwa yang lalu. Misalnya pengamatan terhadap satu kemasan produk, puntung rokok, sisa makanan dan sebagainya.

 5. Pengamatan Content Analysis
Sebuah teknik penelitian untuk secara obyektif, sistematik dan kuantitatif menggambarkan isi dari komunikasi. Misalnya, mengamati dan menganalisis isi iklan, kontrak, surat dan sebagainya. Menganalisis informasi spesifik dari konten dan karakteristik pesan (tema, kata-kata yang digunakan, ruang, waktu, dan sebagainya).

  6. Pengamatan Mekanik
Pengamatan yang menggunakan peralatan mekanik sebagai alat bantu. Seperti kamera video, penghitung trafik, tape recorder, optical scanner, bar-codes, atau alat mekanik lainnya untuk mempermudah pengamatan dan pencatatan perilaku.

9. Langkah-langkah Dalam Pengamatan

Langkah-langkah dalam melakukan pengamatan adalah sebagai berikut :

a. Harus diketahui di mana pengamatan itu dapat dilakukan.
b. Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan diamati.
c. Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang diperlukan.
d. Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
e. Harus diketahui tentang cara mencatat hasil pengamatan, seperti telah menyediakan alat-alat pengamatan.

10. Contoh Penulisan Laporan Hasil Pengamatan Kuantitatif

PELAKSANAAN PENGAMATAN

Pelaksanaan pengamatan dilakukan pada hari minggu 18 Desember 2011 pukul 14.30 WIB. Proses pengamatan berjalan dengan baik walaupun agak susah untuk mengatur anak tersebut untuk melakukan kegiatan- kegiatan yang akan diamati. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut dengan tingkatan kriteria yang dapat dipenuhi :



NO
                    ASPEK YANG DIAMATI
KRITERIA
1
2
3
4
5
1
Berdiri di atas kaki yang lainnya selama 10 detik.



V

2
Berjalan di atas besi keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke samping.

V



3
Melompat ke belakang dengan dua kali berturut-turut.



V

4
Melompat dua meter dengan salah satu kaki.
V




5
Mengambil satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang bola.




V
6
Menangkap bola tennis dengan kedua tangan.


V


7
Melempar bola dengan memutar badan dan melangkah ke depan.


V


8
Mengayun tanpa bantuan.




V
9
Menangkap dengan mantap.



V

10
Menulis nama depan.




V
11
Membangun menara setinggi 12 kotak.



V

12
Mewarnai dengan garis-garis.

V



13
Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan 2 jari.



V

14
Menggambar orang beserta rambut dan hidung.
V




15
Menjiplak persegi panjang dan segi tiga.


V


16
Memotong bentuk-bentuk sederhana.




V
JUMLAH SKOR TIAP KOLOM
2
4
9
20
20
TOTAL SKOR AKTUAL (SA)
55
SKOR MAKSIMAL IDEAL (SMI)
80


DATA HASIL PENGAMATAN
Menurut hasil data diperoleh :
Total Skor Aktual (SA) = 55
Skor Maksimal Ideal (Smi) = 80
Dengan menggunakan rumus pedoman analisis data dapat ditentukan Nilai Aktual (Na) yaitu sebagai berikut :
NA = x 100
= x 100 = 68,75
Jadi, dapat diperoleh nilai aktualnya adalah 68,75

KESIMPULAN DATA
Dari data tersebut dapat diperoleh kesimpulan yaitu nilai aktual (NA) adalah 68,75 berarti anak tersebut memenuhi pedoman penilaian antara 67 – 83 yang termasuk dalam katagori baik. Jadi, dapat disimpulkan dari pengamatan bahwa anak tersebut yang berinisial QH menunjukkan aspek fisik motoriknya termasuk dalam kategori baik.

11. Kelebihan dan Kelemahan Pengamatan

Kelebihan Pengamatan
  1. Dapat mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya pada waktu kejadian itu berlangsung
       atau sewaktu perilaku itu terjadi.
  2. Dapat memperoleh data dari subjek secara langsung, baik yang dapat berkomunikasi secara verbal
      ataupun tidak. Kelemahan Pengamatan
  3. Diperlukan waktu yang lama untuk memperoleh hasil dari suatu kejadian.
  4. Pengamatan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama, tidak dapat dilakukan secara langsung.
  5. Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati, misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan
      dengan hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang
      bertengkar, kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap konflik keluarga tersebut
      karena kurang jelas.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar