Tempeku Mau diambil Jepang.
A. Sejarah Perkembangan Tempe
Olahan kedelai sangat beragam diseluruh dunia. Beragam bentuk, olahan, rasa, serta sejarahnya masing – masing. Namun berbeda dengan tempe, tempe merupakan makanan asli Indonesia. Diduga bahwa kata “Tempe” berasal dari bahasa jawa kuno. Tidak jelas kapan mulanya tempe pertama kali dibuat tetapi banyak sumber yang mengatakan bahwa tempe sudah ada berabad – abad lamanya di Indonesia. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut.
Pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia, para tawanan perang yang diberi makan tempe terhindar dari disentri dan busung lapar. Sejumlah penelitian yang diterbitkan pada tahun 1940-an sampai dengan 1960-an juga menyimpulkan bahwa banyak tahanan Perang Dunia II berhasil selamat karena tempe. Menurut Onghokham, tempe yang kaya protein telah menyelamatkan kesehatan penduduk Indonesia yang padat dan berpenghasilan relatif rendah.
Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an terjadi sejumlah perubahan dalam pembuatan tempe di Indonesia. Plastik (polietilena) mulai menggantikan daun pisang untuk membungkus tempe, ragi berbasis tepung (diproduksi mulai 1976 oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan banyak digunakan oleh Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia, Kopti) mulai menggantikan cara tradisional, dan kedelai impor mulai menggantikan kedelai lokal. Koperti berdiri pada 11 Maret 1979. Produksi tempe meningkat dan industrinya mulai dimodernisasi pada tahun 1980-an. Koperti Jakarta dan pada tahun 1983 telah beranggotakan lebih dari 28.000 produsen tempe dan tahu.
Standar teknis untuk tempe telah ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia dan yang berlaku sejak 9 Oktober 2009 ialah SNI 3144:2009. Dalam standar tersebut, tempe kedelai didefinisikan sebagai "produk yang diperoleh dari fermentasi biji kedelai dengan menggunakan kapang Rhizopus sp., berbentuk padatan kompak, berwarna putih sedikit keabu-abuan dan berbau khas tempe".
B. Kandungan Gizi pada Tempe
Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Terlebih dengan adanya sumber vitamin B yang sangat potensial yan mudah larut di air seperti vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin). Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur. Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi protein, serta skor proteinnya.
Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut). Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe. Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara.
C. Tempe Masuk ke Jepang
Tempe memang memiliki segudang kandungan gizi yang berkhasiat menyehatkan tubuh. Vegetarian memakan tempe sebagai pengganti daging. Seorang warga Indonesia yang bernama Rustono membawa makanan asli Indonesia ini ke negeri matahari terbit (Jepang). Rustono lahir di Grobogan, Jawa Timur pada 3 Oktober 1968. Tahun 1987 Rustono masuk Akademi Perhotelan Sahid dan bekerja sebagai pelayan di Hotel Sahid. Beliau menikah dengan Tsuruko Kuzumoto pada 1997. Setelah menikah, beliau menetap di Jepang bersama istrinya. Rustono mau diajak menetap di Jepang dengan syarat boleeh membuka usaha. Istrinya tentu membolehkannya. Rustono menginjakan kaki di Jepang pada 1 Oktober 1997.
Beliau tidak langsung membuka usaha. Rustono bekerja di sebuah pabrik roti selama 3tahun, dengan maksud ingin mempelajari sistim kerja, keuangan, lingungan serta masyarakat disana. Beliau mulai mencoba untuk membuat tempe namun selalu gagal. Setelah dirasa tempe buatannya enak, gurih dan bagus, beliau mulai memasarkan dan menawarkan ke hotel – hotel dan restaurant namun selalu gagal. Akhirnya beliau pulang ka kampung halaman untuk belajar membuat tempe kepada 60 produsen tempe selama 3 bulan, memang tidak semuanya mau membagi rahasia tentang cara membuat tempe yang enak tetapi rustono tidak putus asa. Setelah beliau kembali di Jepang, mulailah membuat tempe dengan hasil ilmu yang diperoleh di kampung halaman. Rintangan demi rintangan tetap dihadapi oleh Rustono dari perijinan, cuaca hingga harus diadakan uji mutu dan kelayakan tempe. Rustono tetap membangun pabriknya yang berada di pinggir hutan yang dekat dengan mata air, disaat musim dingin. Seorang wartawan tertarik melihat kegigihan Rustono. Liputan itulah yang berhasil membuat Rustono kebanjiran pesanan. Dari hotel, restaurant hingga masyarakat disana penasaran dengan tempe hasil buatan Rustono. Tempe hasil buatannya diberi nama Rusto’s Tempeh dengan tulisan Asli Makanan Indonesia. Dalam lima hari, rustono dan karyawannya mampu membuat 16.000 bungkus tempe dengan 200 gram perbungkus. Rustono memakai kedelai jepang namun ragi dari Indonesia. Rustono bekerjasama dengan petani kedelai di daerah nagahama, kawasan Saga.
Masyarakat Jepang mengolah tempe dengan berbagai olahan khas Jepang seperti Tempura Tempeh, Misoshiru Tempeh dan yang paling terkenal adalah Burger Tempe. Jepang sudah mematenkan burger tempe dipatenkan sebagai makanan Jepang.
C. Masalah yang timbul dan akan timbul
Pabrik tempe buatan Rustono sudah mencapai Amerika, Eropa dan sudah pasti sangat digemari di Jepang. Hak paten atas burger tempe, menjadi buah bibir di Indonesia. Bahkan kabar menyebutkan bahwa tempe juga akan di klaim oleh Jepang. Menganggapi hal tersebut, Rustono mengatahakn bahwa ada kesalah pahaman, yang di hak patenkan hanya burger tempe. Namun kemungkinan yang terjadi jika Indonesia tidak cepat – cepat mematenkan tempe sebagai warisan budaya Indonesia adalah :
1. Tempe benar – benar kana diklaim Jepang
Jika masyarakat dunia sudah sangat mengenal burger tempe, maka besar kemungkinan mereka mengira tempe adalah buatan Jepang dan akhirnya jepang mematenkan haknya terhadap tempe.
2. Sejarah akan mengukir bahwa Rustono adalah penemu tempe
Tidak dipungkiri bahwa pabrik tempe buatan Rustono sangat besar dan mendunia. Namun ada kemungkinan buruk jika tempe tidak segera di hak paten, karena Jepang bisa saja akan benar – benar mengklaim tempe dan membuat sejarah bahwa Rustonolah yang pertama kali membuat tempe karena memang Rustono yang pertama kali membuat tempe di Jepang. Seperti halnya sejarah yang mengukir bahwa sebagian besar ilmu kedokteran, politik, dan sebagainya sebagian besar berasal dari Barat. Namun sebenarnya Timurlah yang lebih dahulu menemukan ilmu – ilmu tersebut yang berdasarkan Al-Quran.
3. Indonesia akan dicap lalai
Seperti halnya batik dan reog yang ingin diklaim Malaysia, Indonesia baru mulai menyadari haknya terhadap batik dan reog setelah ada isu ingin diklaim oleh negara lain. Tempe juga bernasip sama. Banyak sekali warisan budaya Indonesia yang belum di hak atenkan oleh Indonesia. Bisa saja negara – negara lain akan mengklaim warisan budaya Indonesia yang lainnya, dan menganggap Indonesia selalu lalai dalam menyadari potensi yang dimiliki. Tentu ini menjadi tanggung jawab masyarakat Indonesia bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Jika warisan budaya tersebar hingga mancanegara, hendaknya Indonesia secepatnya mematenkan haknya terhadap warisan tersebut.
1 komentar:
Kami menyediakan Tenda untuk berbagai jenis acara outdor diantaranya :
*Tenda Roder / Tenda Hanggar / Tenda Dome dengan bahan Tiang alumunium, Dinding dan Atap PVC (PVC atap 850gr Blackout, Pvc dinding 550gr Blackout).
Tenda Roder sendiri biasa di gunakan sebagai:
-Tenda vaksinasi
-Tenda darurat Rumah sakit
-Posko Pengungsian
-Tenda Peresmian
-Tenda Pameran
-Tenda Gudang, dan masihbanyak fungsi lainnya
Tenda Roder sendiri memiliki beberapa bentangan yaitu bentangan 10, 15, dan 20. untuk panjangnya sendiri terhitung dari kelipatan 5 (cth: 5, 10, 15, 20 dst)
*Tenda Transparan
Tenda transparan itu memiliki kesan yang elegant karna bisa menampilkan suasana luar tenda dan sinar matahari ataupun binar binar luar tenda di malam hari, Tenda Transparan biasanya digunakan untuk:
-Acara Wedding
-Acara pesta
-Acara pesta malam
-Acara Event dan masih banyak lagi kegunaannya.
*Tenda Kerucut / Tenda Sarnavil
biasanya memiliki kegunaan untuk:
-Bilik desinfektan
-Event outdor
-Posko pengamanan covid
-Posko Polisi sementara
Untuk infirmasi lebih lanjut anda bia menghubungi 081316140397 RAHMA.
Office: Ruko Cendana Raya No. 15A, Bencongan Indah, Karawaci Tangerang.
https://tendagudangjakarta.blogspot.com/
https://id.pinterest.com/tangerang0290/
https://twitter.com/TangerangRoder
https://www.instagram.com/tendarodertangerang1/
https://sites.google.com/d/13ngcAypBp3gn-PdcA7XaRjpYZH8Cu3kM/p/1THW6hgDfmbFrFrMj9qbjdbOh4Fg7_1Sq/
Posting Komentar