Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Bimbingan dan Konseling pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Bimbingan dan Konseling pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Indonesia memiliki 1170 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) aktif. Setiap jurusan tentu memiliki kegiatan yang berbeda pula. Setiap daerah memiliki jurusan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan serta potensi daerah masing – masing. Tidak seperti Sekolah Menengah Atas (SMA) yang rata – rata memiliki kegiatan yang sama dalam setiap sekolah. Guru bimbingan dan konseling memiliki tugas tambahan dalam menangani atau melakukan bimbingan dan konseling. Kerjasama dengan Kepala Jurusan (KAJUR) merupakan hal yang paling penting.

Tujuan utama bimbingan dan konseling yaitu memandirikan siswa . Siswa SMK memiliki kelebihan tersendiri dalam hal kemadirian karena siswa SMK dituntut untuk dapat langsung terjun ke lapangan untuk bekerja setelah lulus. Sistim belajarnya juga berbeda dengan dengan SMA. Pembagian pembelajarannya yaitu 30% pembelajaran klasikal di dalam kelas dan 70% praktik di luar kelas. Praktik di luar kelas tentu memiliki perhatia yang lebih karena hal – hal yang tidak diinginkan mungkin saja terjadi karena menurut Elizabeth B. Harlock, masa remaja merupakan periode :

1. Periode Masa Peralihan
Masa peralihan fisik maupun kebiasaan - kebiasaan yang sering dilakukan ketika masih kanak – kanak. Banyak hal yang dilakukan tidak seperti apa yang biasa dilakukan. Seperti melakukan kegiatan yang biasa dilakukan orang dewasa, memakai perhiasan dan make up, dsb. Siswa akan terlihat lebih dewasa karena perhiasan yang dipakai. Perhiasan yang terlalu mencolok akan menarik orang – orang jahat yang ingin megambil perhiasan tersebut atau dapat memancing tindak kejahatan seksual. Terlebih jika siswa akan melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL), guru bk harus memberikan pedoman dalam berpakaian yang baik sesuai dengan tempat PKL dan jurusan siswa tersebut (Layanan Penempatan dan Layanan Informasi). Guru bk juga penting mengetahui perkembangan siswa selama masa PKL. Berhadapan langsung dengan dunia kerja serta orang dewasa, tidaklah mudah bagi siswa yang masih dalam tahap remaja. Emosi yang meningkat dalam masa peralihan ini sering kali menjadi masalah selama proses PKL.

2. Periode Masa Paling Penting
Perkembangan fisik yang cepat serta diiringi perkembangan mental yang cepat pula, akan membentuk minat serta sikap yang baru. Perlu adanya keseimbangan dirinya agar mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja.

3. Periode Masa Bermasalah
Pengaruh pola asuh orang tua akan terlihat pada tahap ini. Setiap rentang periode tentu memiliki masalahnya masing – masing. Ada dua kemungkinan yang menjadi penyebab siswa menjadi salah mengambil tindakan yang membuat dirinya memiliki masalah lain yang lebih berat, yaitu :
1. Sepanjang masa kanak – kanak, penyelesaian masalahnya selalu dibantu oleh orang tua maupun guru, sehingga anak sulit memahami masalahnya sendiri dan sulit untuk menyelesaikannya jika sudah mengetahui masalahnya.

2. Orang tua terlalu memberikan tanggung jawab yang besar kepada anak sehingga ia terlalu mandiri dan merasa berkuasa atas dirinya sehingga tidak mampu menerima pendapat orang lain yang menyebabkannya salah melangkah / mengambil tindakan.

Menurut Kartni Kartono, kenakalan yang sering terjadi di masa remaja ada yang bersifat minoritas dan ada yang bersifat mayoritas. Kenakalan mayoritas yaitu kenakalan yang sering siswa SMK lakukan seperti :
1. Merokok
2. Keluar kelas pada jam pelajaran
3. Tidak masuk sekolah tetapi berbicara ke orang tua sekolah (Membolos)
4. Membuat kegaduhan dalam kelas

Sedangkan kenakalan minoritas yaitu kenakalan yang hanya sebagian kecil siswa yang melakukan seperti:
1. Kebut – kebutan di jalan
2. Perilaku ugal – ugalan dan urakan
3. Perkelahian antar geng
4. Kriminalitas remaja dan dewasa muda seperti mengancam, mencuri, meracuni orang lain, dsb
5. Mabuk – mabukan
6. Perkosaan, pembunuhan motif seksual
7. Penggunaan narkoba
8. Homoseksualitas
9. Komersialisasi seks

4. Periode Masa Mencari Identitas
Identitas merupakan hal yang sangat penting. Remaja akan mencari identitas diriya sendiri dengan mencari kegiatan apa yang cocok dengan dirinya, kelompok mana yang ia pilih, hingga memakai simbol dari kelompok tersebut. Siswa yang memiliki kegiatan dalam organisasi di sekolah, biasanya lebih cepat dalam menemukan jati diri serta identitas dirinya. Masa pencarian identitas ini tidak boleh di remehkan karena siswa benar – benar butuh pendampingan serta dorongan moril agar tidak salah jalan. Jika siswa tersebut belum menemukan identitas dirinya, maka ia akan dengan mudah bergonta – ganti kelompok atau organisasi.

5. Usia yang Menimbulkan Ketakutan
Stereotip masyarakat pada anak usia remaja lebih kearah negatif. Setiap orang tua pasti sangat khawatir jika anak sudah mulai masuk tahap remaja. Beragam persepsi negatif seperti tidak dapat dipercaya, cenderung merusak, tidak mampu mengendalikan emosi dan suka berbuat onar. Sebagai guru bk, boleh saja memiliki ketakutan yang hampir sama tetapi janganlah membuat ketakutan tersebut membuat siswa menjadi sungkan dengan guru bk. Buatlah siswa senyaman mungkin untuk mau membagi ceritanya serta kejujurannya kepada guru bk.

6. Periode Tidak Realistik
Berbagai pengalaman untuk menjalani kehidupan selanjutnya akan terjadi selama masa ini. Berbagai cita – cita muncul dalam benak serta ambisius yang tinggi untuk mencapainya tetapi dalam waktu singkat, semangatnya dapat turun drastis karena tidak tercapainya cita – cita tersebut. Emosi yang menggebu – gebu sangat jelas terlihat dalam tingkah lakunya. Ini lah yang membuat siswa biasanya dipandang rendah di tempat PKLnya. Tidak semua pegawai dalam perusahaan atau tempat PKL tersebut, paham akan perkembangan usia remaja, sehingga sebagian besar siswa yang sedang menjalani PKL, ditempatkan pada bagian yang tidak sesuai dengan kompetensinya atau jurusannya.

7. Ambang Masa Dewasa
Tahap ini yaitu dimana remaja menuju masa kedewasaan. Bimbingan dan Konseling sangatlah dibutuhkan pada usia ini karena sebagian besar siswa belum siap untuk perubahan menuju dewasa. Pendekatan dengan berdasarkan teori humanistik dimana hakikat – hakikat sebagai manusia di tanamkan dalam dirinya. Semua dilakukan untuk membentuk kesadaran akan tugasnya sebagai makhluk ciptaan ALLAH SWT serta makhluk yang memiliki moral, nilai, kesusilaan serta makhluk sosial. Jika siswa sudah mampu mengenali dirinya, serta tujuannya hidupnya, maka ia siap untuk menerima segala yang terjadi pada dirinya dan menuntaskan segala masalahnya.
Perkembangan pada usia remaja atau masa anak duduk di SMK, merupakan hal yang paling wajib diketahui oleh guru bk untuk pembutan satuan layanan. Layanan yang dijalankan tidak hanya pelayanan klasikan tetapi 10 layanan bimbingan dan konseling harus dilaksanakan. yaitu :
a. Layanan Konseling Individu
b. Layanan Bimbingan Kelompok
c. Layanan Konseling Kelompok
d. Layanan Konsultasi
e. Layanan Orientasi
f. Layanan Informasi
g. Layanan Mediasi
h. Layanan Penguasaan Konten
i. Layanan Penempatan dan Penyaluran
j. Layanan Advokasi

Informasi mengenai lowongan pekerjaan juga merupakan hal yang paling utama. Guru bk
pada SMK di tuntut untuk selalu memperbarui pengetahuan informasi mengenai dunia kerja. Namun informasi tentang perguruan tinggi juga sangat diperlukan karena menurut pengalaman penulis, banyak siswa SMK yang ingin meneruskan pendidikannya sampai Perguruan Tinggi tetapi tidak dapat melanjutkan karena kurangnya informasi.

Sampai disini artikel luke kali ini. Semoga tulisan ini berguna. Tunggu artikel dan lagu – lagu yang asik di blog ini ya... byeeee........



Daftar Pustaka

Admin, Ikhtisar Statistik, dikutip dari http://datapokok.ditpsmk.net/ pada 25 September 2014 Pukul 16.00.

Asmani, Jamal Ma’mur, 2011. Kiat Mengatasi Kenakalan Remaja, Wonokerto : Buku Biru.

Hurlock, Elizabeth B., 1980. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepajang rentang kehidupan, terj. Ridwan Max Sijabat Jakarta : Erlangga.

Yusuf, Syamsu,2009 Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung : Rizqi Press.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar